KERJA KERAS: Minim pemain big man memaksa Pringgo Regowo (tengah) untuk bersiap main di bukan posisi aslinya. (Foto: Hendra Eka / Jawa Pos)
KEPUTUSAN pensiun yang diambil dua pemain senior, Wahyu Widayat Jati dan Muhammad Isman Thoyib, meninggalkan lubang di kubu Aspac Jakarta, khususnya di posisi big man.
Meski tidak lagi muda, peran keduanya sangat vital. Mereka juga mempunyai pengalaman yang sangat berguna bagi rekan setim. Karena itu, kehilangan keduanya meninggalkan pekerjaan rumah buat Aspac.
Buktinya, pada championship series, meski tidak tampil sebagai top scorer, Cacing -panggilan Wahyu Widayat Jati- menjadi pemain kunci Aspac dalam mempertahankan gelar juara Speedy NBL Indonesia. Selama championship series, Cacing berhasil menjadi pemain kedua dengan assist terbanyak. Dia juga memiliki steal terbanyak dengan total 12 kali. Untuk urusan rebound, pemain kelahiran Magelang itu menempati posisi ketiga dengan total 22 kali.
Di sisi lain, defense ketat yang diperagakan oleh tim yang diarsiteki Rastafari Horongbala itu tidak lepas dari peran sentral Thoyib.
Dalam bursa transfer, juara Speedy NBL dua musim berturut-turut tersebut masih belum berhasil mendaratkan pemain incarannya. Salah seorang pemain yang sempat dilirik, center Hangtuah Sumsel IM Adhi Pratama, kabarnya malah makin dekat bergabung ke Pelita Jaya Energi MP Jakarta (PJ).
''Kami kalah terus dalam mengincar pemain. Mending memaksimalkan pemain yang ada saja,'' ujar Rastafari Horongbala, pelatih Aspac Jakarta, sebelum sesi latihan di GOR Asaba, Jakarta, kemarin (11/8).
Praktis, saat ini posisi big man hanya diisi Ferdinand Damanik. Kalau terpaksa Pringgo Regowo harus digeser ke posisi itu. Damanik yang sempat dibekap cedera engkel juga mulai sering diturunkan pada kejuaraan 5th FIBA ASIA Cup beberapa waktu lalu. (mid/c19/ham)
Story Provided by Jawa Pos