|
NEWS BEJASA: Wahyu Widayat Jati diangkat oleh rekan setimnya setelah Aspac mengalahkan Satria Muda. (Foto: Angger Bondan / Jawa Pos)
nblindonesia.com - 16/06/2014
Perpisahan Sempurna Cacing
ANDAKARA Prastawa Dhyaksa dan Ebrahim Enguio Lopez m emang menjadi mesin poin utama dalam kemenangan telak Aspac Jakarta atas Satria Muda Britama Jakarta 83-67 pada Sabtu (14/6). Namun, siapa pun yang menonton grand final Speedy NBL Indonesia Championship Series pasti sepakat bahwa salah satu kunci utama Aspac adalah Wahyu Widayat Jati. Memang, secara statistik, pemain yang biasa disapa Cacing tersebut tidak terlalu menonjol. Pemain yang berposisi sebagai power forward itu cuma mencetak 7 assist, 5 poin, dan 2 rebound. Tetapi, arti penting Cacing memang melampaui catatan statistik.Pemain veteran yang bulan depan berusia 37 tahun tersebut menjadi karang yang sulit sekali ditembus barisan big man SM yang terkenal agresif. Cacing membuat salah satu center terbaik di Indonesia, Rony Gunawan, tidak berkutik dalam offense. Rony hanya mencetak 2 poin! Matinya Rony berarti menghancurkan separo kekuatan SM. Ketika Rony mampet, SM seolah kehilangan roh. Tidak heran, setelah memastikan kemenangan, para pemain Aspac langsung menyerbu Cacing. Mereka mengangkat badannya tinggi-tinggi dan mengelu-elukan namanya. Kedatangan Cacing pada musim 2012–2013 memang membuat peruntungan Aspac berubah. Setelah gagal pada dua musim awal, Cacing ikut andil membawa tim milik Irawan ''Kim Hong'' Haryono itu merebut back to back champion. Cacing mengungkapkan, pertandingan melawan SM tersebut merupakan laga terakhirnya di NBL Indonesia. Dia menyatakan cukup galau karena harus melawan SM, tim yang dirinya bela selama 14 tahun. ''Justru sedihnya di situ. Kenapa harus melawan SM? Kalau bukan SM, saya bisa lebih bagus lagi,'' kata pemain kelahiran Magelang, 15 Juli 1977, itu. ''Ini adalah last game saya. Kasihan kalau saya main terus. Regenerasi Aspac bisa tersendat. Saya bermain basket karena masih ada passion. Saya bukan pemain murah. Jadi, saya putuskan akan berhenti,'' lanjut suami Irene Grace tersebut. Cacing berpesan, agar sepeninggal dirinya, pemain Aspac bisa membuktikan diri dan dapat kembali juara musim depan. Dia tidak ingin ada komentar bahwa kemenangan Aspac disebabkan pengaruhnya. ''Pemain- pemain Aspac harus bisa buktiin diri tanpa kehadiran saya. Di situlah tantangannya,'' tandasnya. (nur/c14/ang) Story Provided by Jawa Pos
Share this:
Tweet
|
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited. |