SERIUS, TAPI SANTAI: Para pemain Satria Muda berdoa seusai latihan, Jumat (13/6). (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
TIDAK ada yang lebih seru dan panas daripada pertemuan Aspac Jakarta melawan Satria Muda (SM) Britama Jakarta. Dua tim dengan tradisi paling panjang, paling hebat, dan barisan pemain terbaik di Indonesia. Lebih-lebih, duel mereka akan tersaji dalam grand final Championship Series Speedy NBL Indonesia 2014 di GOR UNY Jogjakarta. ( live TVRI pukul 20.00 WIB ).
SM dan Aspac memang sangat layak bertanding di partai puncak kasta basket tertinggi nasional ini. Pada musim reguler, SM adalah juara reguler. Sedangkan Aspac yang merupakan juara bertahan itu menjadi runner-up .
Di championship series , performa SM dan Aspac juga sama-sama bagus. Kedua tim tidak pernah terkalahkan dan melaju sangat mulus untuk menembus partai puncak.
SM selalu menang secara meyakinkan dalam tiga pertandingan di Jogjakarta. Yakni, menghabisi Bimasakti Nikko Steel Malang (81-45), CLS Knights Surabaya (92-44), dan Garuda Kukar Bandung (77-72).
Jejak Aspac tidak kalah mentereng. Mereka menghajar Hangtuah Sumsel IM (97-89) serta dua kali menundukkan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta (88-83 dan 99-58).
SM dan Aspac punya gaya bermain yang berbeda. SM yang memiliki banyak pemain besar akan mengandalkan set-play untuk menghajar lawan di paint area . Sementara itu, Aspac yang unggul di barisan guard bakal memaksa SM untuk berlari dan bermain cepat. Skema itu akan dikombinasi dengan tembakan-tembakan shooter Aspac yang memang terkenal tajam.
Pada musim reguler, SM dengan perkasa menyapu bersih tiga kemenangan atas Aspac. Namun, itu jelas bukan jaminan. Sebab, situasi championship series berbeda.
Head coach SM Cokorda Raka Satrya Wibawa terlihat sangat serius mempersiapkan timnya. Dalam latihan terakhir kemarin, pelatih yang akrab disapa Wiwin itu berusaha mempercepat permainan timnya.
Point guard baru asal Hangtuah Sumsel IM Hardianus, tampaknya, akan menjadi starter. Sementara itu, point guard veteran Faisal Julius Achmad bakal memulai pertandingan dari bangku cadangan. Center Rony Gunawan akan tetap menjadi pusat permainan SM di bawah ring.
''Kami akan mengantisipasi fast break dan transisi mereka (Aspac). Nyaris semua pemain Aspac bisa mencetak skor. Ini yang harus diantisipasi,'' ucap pelatih berusia 37 tahun itu.
''Memang, kami menang 3-0 melawan Aspac. Tetapi, setiap kemenangan itu tidak gampang. Semua itu sudah tidak berpengaruh. Sekarang siapa yang siap, tim itu yang menang,'' tandasnya.
Pelatih Aspac Rastafari Horongbala menuturkan bahwa dirinya sudah menemukan akar masalah mengapa Aspac tidak pernah menang melawan SM. Semua terkait dengan mental.
Xaverius Prawiro dkk, menurut Coach Fari, sering bernafsu untuk mengalahkan SM. Akhirnya, emosi tidak terkontrol dengan baik. Coach Fari mengatasi itu dengan mengajak para pemainnya lebih banyak berdiskusi.
''SM main ya gitu-gitu saja. Mau menang banyak atau tertinggal tetap flat dan tidak kendur. Kendala kami setiap bertemu SM memang kadang kala kelebihan semangat. Itu malah tidak bagus,'' imbuhnya.
SM maupun Aspac tidak memiliki kendala pemain yang cedera atau tidak fit. Hal itu menambah tensi pertandingan. Sebab, SM dan Aspac sama-sama memiliki barisan starter dan bench yang dalam dan sama baiknya. (nur/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos