NEWS

TULANG PUNGGUNG: Dari kiri, Oki Wira Sanjaya, Mario Gerungan, Rizky Effedy, dan Pringgo Regowo.
nblindonesia.com - 12/06/2014
Buah Kerja Bertahun-Tahun Mengembangkan Feeder Club
Angkatan 2006, Salah Satu Generasi Emas Aspac

Aspac Jakarta adalah salah satu tim yang punya roster paling lengkap di Speedy NBL Indonesia. Butuh kerja keras bertahun-tahun untuk mewujudkan skuad sedalam Aspac. Angkatan 2006 adalah salah satu angkatan yang paling berhasil.

Ainur Rohman, Jogjakarta

–––

ASPAC Jakarta mendapatkan buah dari keberhasilan mereka mengembangkan pemain-pemain muda. Angkatan 2006 yang tumbuh dari Aspac Junior saat ini menjadi tulang punggung sang juara bertahan.

Ada empat pemain yang sukses sebagai bagian tim inti Aspac dari angkatan 2006. Mereka adalah most valuable player (MVP) musim lalu Pringgo Regowo. Lalu shooting guard tajam Oki Wira Sanjaya, guard eksplosif Rizky Effendi, dan point guard sekaligus kapten Mario Gerungan.

Pringgo dan Mario sama-sama kelahiran 1987. Sedangkan Rizky dan Oki masing-masing lahir pada 1988 dan 1989. "Aspac memiliki skuad yang sangat lengkap. Siapa saja yang masuk, mereka berbahaya," kata Nathaniel Canson - head coach Pelita Jaya, tim yang dikalahkan Aspac 83-88 pada Speedy NBL Indonesia Championship Series (8/6).

Mario dkk melengkapi pemain-pemain kunci yang lebih dulu hadir, yakni Xaverius Prawiro dan M. Isman Thoyib. Ius dan Thoyib didapatkan dari penjaringan pemain pada 2003.

Itu ditambah dengan point guard Andakara Prastawa Dhyaksa yang baru bergabung dalam dua musim terakhir dan Ebrahim Enguio Lopez, rookie naturalisasi asal Filipina.

Generasi 2006 sudah mempersembahkan gelar juara untuk Aspac musim lalu. Mereka pun bertekad untuk memburu kembali trofi musim ini. Dengan adanya pemain-pemain tersebut, Aspac menjadi salah satu tim dengan bench player paling dalam di Speedy NBL Indonesia.

Aspac Junior adalah feeder club Aspac. Tim tersebut lahir ketika liga masih bernama Kobatama pada akhir 1990-an. Saat ini Aspac Junior berkompetisi di liga DKI Jakarta.

"Kami membantu dana kepada mereka. Jadi, kalau ada opsi pertama membeli pemain, kami yang ditawari. Kalau kami tidak mau, baru tim lain yang menerima," ucap bos Aspac Irawan "Kim Hong" Haryono.

Contoh pemain binaan Aspac Junior adalah Richardo Uneputty (Hangtuah Sumsel IM) dan Vittorio Walewangko (Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta). "Memuaskan sekali melihat perkembangan mereka," ucap Kim Hong.

Selain soal Pringgo dkk, Prastawa menjadi contoh unik. Dia menjadi pemain yang awalnya ditolak tim-tim lain. Sebab, tinggi Prastawa yang hanya 172 cm dinilai terlalu kecil. Bahkan, sebagian staf pelatih Aspac menentang rencana Kim Hong merekrut putra sulung head coach Aspac Rastafari Horongbala itu.

"Namun, ternyata dia memiliki talenta. Saya ingat dengan Inal (A.F. Rinaldo, mantan bintang Aspac dan tim nasional, sekarang head coach Garuda Bandung). Dia juga bertubuh kecil. Tetapi hebat," tegas Kim Hong.

Pringgo mengatakan, angkatan 2006 memang menjadi tulang punggung Aspac. Dengan banyaknya pemain yang berkembang bersamaan, skuad Aspac memang sangat lengkap.

"Persaingan internal juga makin keras. Jadi memang harus kerja sangat keras. Setiap minute play yang didapatkan itu sangat berharga," kata Pringgo. (*/c2/ang)

Story Provided by Jawa Pos

Share this:
DBL Indonesia Jawa Pos li-ning Safe Care Prambors FM Info BDG Event Jakarta Sony Mainbasket Wing.Stop Mitra Net Indomaret Perbasi Indika FM IndiHome Honda Prospect Motor Tolak Angin Sido Muncul Markplus Hardrock FM OZ FM
 

National Basketball League Indonesia | Contact Us
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited.