DUEL PEMAIN TERBAIK: Forward Aspac Jakarta Pringgo Regowo mengawal Ponsianus Nyoman Indrawan (Pelita Jaya), Rabu (12/6). (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
LAGA klasik akan tersaji pada grand final Speedy NBL Indonesia Championship Series 2013-2014 Sabtu (14/6). Aspac Jakarta dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta kemarin merebut tiket ke babak puncak setelah mengandaskan lawan-lawan mereka di GOR UNY, Jogjakarta.
Aspac menang telak atas Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta dengan skor 99-58. Sementara itu, SM harus berjuang ekstrakeras sampai pertandingan berakhir dengan kemenangan 77-72 atas Garuda Kukar Bandung.
SM dan Aspac merupakan dua tim basket tersukses di Indonesia. Pada era NBL, dua tim itulah yang bisa menjadi juara. SM juara pada dua musim pertama (2010-2011 dan 2011-2012) dan Aspac pada musim lalu (2012-2013). Kesuksesan Aspac menembus grand final musim ini adalah yang ketiga beruntun.
Performa puncak Aspac terjadi pada kuarter ketiga. Mario Gerungan dkk mencetak 30 poin. Bandingkan dengan PJ yang hanya mengemas 13 angka. Padahal, pada akhir kuarter kedua, PJ hanya unggul satu poin, 31-30.
Tertinggal 26 poin pada akhir kuarter ketiga membuat PJ kehabisan napas. Sebaliknya, Aspac terus tampil ganas, tidak memberikan ampun kepada PJ untuk bangkit. Aspac akhirnya memenangi pertandingan dengan margin 41 poin!
''Saya tidak pernah kalah seperti ini,'' kata Nathaniel Canson, head coach PJ.
Matanya menerawang. Coach Nath -panggilannya- terlihat sangat terpukul. Dia tidak mampu menyembunyikan kesedihan. ''Berat sekali untuk kalah seperti ini. Pada kuarter ketiga, saat kami tertinggal 5 atau 8 poin, pemain sangat terbebani. Untuk kami yang menjalani do or die , margin itu sudah sangat besar,'' imbuh pelatih kelahiran Makati, Filipina, tersebut.
Most valuable player (MVP) musim lalu Pringgo Regowo tampil luar biasa dengan membukukan double-double lewat kombinasi 21 poin dan 13 rebound .
Empat pemain Aspac lain menjadi mimpi buruk PJ dengan double digit point . Yaitu, point guard Andakara Prastawa Dhyaksa (18 poin), shooter Xaverius Prawiro (13), Rookie of the Year Ebrahim ''Biboy'' Enguio Lopez (11), dan shooting guard Oki Wira Sanjaya (11). ''PJ terlihat sangat terbebani. Sebab, mereka harus menang dalam game ini. Ketika tertinggal, mindset mereka semakin turun,'' papar Rastafari Horongbala, head coach Aspac.
Kemenangan kemarin membuat Aspac tinggal selangkah mempertahankan gelar atau back-to-back champion . Syaratnya, mereka harus bisa mengalahkan SM dalam partai puncak yang akan disiarkan live di TVRI mulai pukul 20.00 WIB . (nur/c5/ang)
Story Provided by Jawa Pos