HARUS MAU LELAH: Shooter Aspac Xaverius Prawiro seusai mencetak three point. Foto kanan, point guard Pelita Jaya Kelly Purwanto saat melawan Stadium Jakarta Senin lalu (9/6). (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
SEMIFINAL Speedy NBL Indonesia Championship Series 2014 akan menyajikan laga super menegangkan. Ulangan final musim lalu terjadi lagi sore ini (11/6) di GOR UNY Jogjakarta saat Aspac Jakarta berduel dengan Pelita Jaya (PJ) Energi Mega Persada Jakarta.
Aspac berada di atas angin karena masih memiliki dua nyawa dalam format double elimination . Dalam dua pertandingan, Xaverius Prawiro dkk menyapu bersih kemenangan. Yakni, mengalahkan Hangtuah Sumsel IM dengan skor 97-89 dan memukul PJ 88-83.
Sementara itu, PJ yang sudah kalah sekali dengan Aspac akan menghadapi laga do or die . Jika menang, Ponsianus Nyoman Indrawan dkk bakal kembali melawan Aspac besok (12/6). Jika kalah, PJ dipastikan gagal masuk final dan akan kembali bertanding pada perebutan peringkat ketiga (14/6).
''Kami jelas akan bermain lebih lepas. Dengan dua nyawa, pemain tidak akan terbebani,'' ucap Rastafari Horongbala, head coach Aspac, kemarin (10/6).
Coach Fari menambahkan bahwa keunggulan timnya adalah barisan pemain cadangan yang sangat merata. Tidak ada gap yang sangat lebar antara starter dan cadangan.
Pemain-pemain bench seperti Oki Wira Sanjaya, Rizky Effendi, dan Fandi Andika Ramadhani, atau Mario Gerungan yang baru sembuh dari cedera akan menjadi senjata mematikan saat skuad PJ kehabisan napas, terutama di kuarter terakhir.
''Dari 12 pemain, saya hanya tidak memainkan Dede (Muhammad Irman, Red). Sedangkan PJ mengandalkan tujuh orang saja. Dari konteks ini kami unggul, tetapi tetap waspada,'' ucap Coach Fari.
Pada laga perdana melawan Aspac, hanya dua pemain cadangan PJ yang mencetak angka. Mereka adalah Andy ''Batam'' Poedjakesuma (13 poin) dan Francisco Yogi Da Silva (2 angka). Tiga pemain yang lain, Robert Santo Yunarto, Fidyan Dini, dan Anggi Arizky, tidak bisa menyumbangkan poin.
Pelatih kepala PJ Nathaniel Canson sadar betul dengan kekurangan timnya. Oleh karena itu, saat mengalahkan Stadium Jakarta (71-58) dalam laga hidup mati (9/6), Coach Nath banyak mengubah komposisi pemain.
Termasuk menggunakan dua big man Komink -panggilan Ponsianus Nyoman Indrawan- dan Fidyan Dini sebagai starter. Bahkan, pemain yang jarang turun seperti Vittorio Walewangko, Yudhi Mardiansyah, dan point guard ketiga Reiner Hadrian Hutasoit juga diturunkan.
''Pemain starter kami butuh istirahat. Aspac berbahaya. Siapa pun yang turun bermain berbahaya. Kalau kondisi kami tidak fit, kami jelas akan menuju kekalahan,'' ucap Coach Nath --panggilan Nathaniel Canson.
''Salah satu kunci bermain basket adalah endurance . Jika itu tidak baik, kami selesai. Saya jelas tidak akan punya solusi jika endurance pemain kami habis. Saat kuarter keempat melawan Aspac, starter kami sudah tidak bisa lari. Ini tidak boleh terjadi lagi,'' imbuh pelatih kelahiran Makati, Filipina, itu. (nur/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos