RAJIN BERTAHAN: Shooter Aspac Jakarta Xaverius Prawiro mengawal dengan ketat pemain Bandung Utama Haritsa Herlusdityo pada seri IV musim reguler lalu. (Foto Hendra Eka / Jawa Pos)
MEMUNGKASI musim reguler Speedy NBL Indonesia 2013-2014 dengan predikat tim peringkat kedua, Aspac Jakarta mendapat jalur yang cukup bersahabat di championship series. Mereka akan satu pool dengan Pelita Jaya Energi-MP Jakarta, Stadium Jakarta, dan Hangtuah Sumsel IM dalam babak yang diselenggarakan di GOR UNY, Jogjakarta, pada 6-14 Juni itu.
Aspac tidak hanya unggul peringkat atas tiga tim tersebut. Tim besutan Rastafari Horongbala itu juga unggul head-to-head. Termasuk melawan Pelita Jaya yang merupakan lawan terkuat di pool bawah, Aspac unggul head-to-head 2-1.
Beberapa hari menjelang championship series, Aspac semakin serius mempersiapkan diri. Fokus utama tim juara bertahan itu adalah mematangkan strategi untuk mematikan shooter Hangtuah, Stadium, maupun Pelita Jaya yang menjadi pesaing mereka di pool bawah. Terutama Hangtuah yang akan menjadi lawan perdana mereka di championship series.
Menurut pelatih Aspac Jakarta Rastafari Horongbala, strategi dan permainan lawan sejatinya sudah diketahui olehnya. Pun demikian halnya Aspac yang gaya permainannya sudah sangat dikenal para pesaing.
Karena itu, pematangan dan pengulangan strategi adalah kunci untuk bisa bersaing di championship series yang menggunakan format double elimination. ''Kuncinya terletak di defense dan kemampuan anak-anak secara individual menjalankan strategi dengan matang. Melawan mereka (Hangtuah, Stadium, atau Pelita Jaya, Red), shooter harus kami bikin mati,'' jelas Coach Fari kemarin (3/6).
Coach Fari sudah memantapkan cara untuk mematikan para shooter Hangtuah seperti Tri Wijoyo Wilopo dan Mei Joni. Plus pemain gaek Agustinus Dapar Sigar. Wilopo layak diwaspadai karena dia memiliki persentase three point 33,3 persen. Mei Joni juga lumayan bagus dengan 26,2 persen.
Untuk mematikan shooter, cara bertahan paling pas adalah man-to-man marking. Namun, Coach Fari juga mempersiapkan pemainnya untuk bertahan dengan pola zone. ''Bukan hanya fokus orang, tapi juga pemain lain siap melakukan switch dan covering saat shooter lawan lepas,'' kata Coach Fari. ''Peluang memang lebih besar, tapi kami tidak boleh lengah. Jangan sampai pemain mereka lepas, bahaya bener itu,'' tegasnya.
Jika bisa melewati Hangtuah, Coach Fari yakin itu akan berdampak positif pada performa timnya. Mereka bisa mendapat jalur cepat final tanpa sekali pun kalah. Sebagai catatan, dengan format double elimination, satu tim baru akan tersingkir setelah dua kali kalah, kecuali pada babak grand final.
''Kami fokus ke pool kami. Strategi jaga mati shooter. Pematangan defense ini juga pasti berlanjut saat lawan PJ atau Stadium. Sebab, tipikal dan materi pemainnya tidak jauh berbeda dengan Hangtuah,'' papar Coach Fari. (aam/c17/ang)
Story Provided by Jawa Pos