Wajah Febri Utomo dari CLS Knights Surabaya terkena tangan Ruslan (Stadium Jakarta) saat bertanding di DBL Arena, Kamis lalu (22/01). (Farid Fandi/Jawa Pos)
CLS Knights Surabaya memang punya modal bagus saat melawan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta di DBL Arena, Surabaya, malam ini. Mereka menang 63-42 atas Stadium Jakarta Kamis lalu (22/1). Tetapi, Stadium tidak berada di level yang sama dengan CLS.
Apabila membandingkan level yang sama, CLS jangan melupakan kegagalan pada big match hari pertama Seri IV National Basketball League (NBL) Indonesia 2014-2015, saat melawan Satria Muda (SM) Britama Jakarta (21/1). Kesalahan pada menit terakhir membuat mereka terhukum, kalah tiga poin (63-66).
Pada menit terakhir, CLS gagal memaksimalkan free throw yang didapat. Dua kali Mario Wuysang membuang peluang saat sudah unggul pada menit-menit akhir. Akibatnya, CLS terhukum oleh performa ciamik Erick Sebayang dengan three-point, three-point play, dan dua kali free throw.
Saat melawan SM, CLS membuang banyak peluang dari free throw. Di antara 19 tembakan, hanya 9 yang masuk ke jaring. Big man CLS Herman mendapat sepuluh tembakan dan gagal empat kali. Kemudian, Rachmad Febri Utomo memiliki empat kesempatan dan dua kali gagal. Sandy Febiansyakh mendapat dua kesempatan, tapi satu tembakan yang masuk. Selain itu, Dimaz Muharri punya satu kesempatan, tapi gagal. Paling parah Wuysang, punya dua kali kesempatan dan dua kali gagal. Masalahnya, dia gagal di momen-momen penentuan.
Apabila ingin menyelesaikan big match malam ini dengan happy ending, kesalahan seperti melawan SM tidak boleh diulangi. Selain itu, kemampuan rebound CLS belum juga dahsyat meski membaik.
Apalagi, CLS punya rekor yang kurang mantap ketika melawan Pelita Jaya. Bahkan, bermain di rumah sendiri juga bukan jaminan CLS bisa unggul. Faktanya, empat bentrokan di Surabaya selalu berakhir dengan keunggulan Pelita Jaya.
Selain itu, musim lalu, dari tiga pertemuan, hanya sekali CLS bisa mencuri kemenangan. Musim ini CLS dan Pelita Jaya baru kali pertama bersua. "Karena belum pernah bertemu, jadi tidak akan tahu siapa yang menang dan kalah," ucap pelatih CLS Kim Dong-wong.
Menurut dia, musim ini Pelita Jaya begitu berbahaya. Pertimbangannya, bukan hanya pemain-pemain senior telah kenyang pengalaman, kedatangan Adhi Pratama juga membuat kekuatan Pelita Jaya semakin komplet. Mr Kim juga menaruh perhatian kepada Faisal Julius Achmad yang menurutnya kerap tampil impresif di momen-momen krusial Pelita Jaya.
Buktinya, ketika mengalahkan M88 Aspac Jakarta pada seri III di Malang, Faisal menjadi top scorer dengan 15 poin. Juga ketika dipersulit JNE BSC Bandung Utama, mantan pemain SM itu mencatat 15 poin. Selain punya shooter bagus, Pelita Jaya memiliki big man yang akan menyulitkan CLS. Selain Adhi, masih ada Ponsianus "Komink" Nyoman Indrawan.
Pelita Jaya Unggul di Surabaya
DALAM empat bentrokan di DBL Arena Surabaya, CLS Knights Surabaya belum pernah menang atas Pelita Jaya Energi MP Jakarta. Dua tim tersebut sama-sama mengandalkan permainan cepat dan akurasi tembakan, tetapi barisan shooter Pelita Jaya lebih tajam.
Performa CLS
Field goal: 35,9 %
3-point: 25%
Free throw: 44,2 %
Rebound per game: 34,5
Performa Pelita Jaya
Field goal: 36,1 %
3-point: 31,8 %
Free throw: 68,6%
Rebound per game: 40,75
Lima Bentrok Terakhir
CLS vs Pelita Jaya 69-65 Preseason 2013
CLS vs Pelita Jaya 54-65 Final Preseason 2013
CLS vs Pelita Jaya 54-60 Seri I 2013-2014
CLS vs Pelita Jaya 73-57 Seri V 2013-2014
CLS vs Pelita Jaya 64-71 Seri VI 2013-2014
Total Head-to-Head
Tanding: 18
CLS menang: 7
Pelita Jaya menang: 11 (mid/rif/c11/ham)
Story Provided by Jawa Pos