ASAH AKURASI: Andi Batam (kanan) dalam uji coba melawan JNE BSC Bandung Utama. (Foto: Wahyudin/Jawa Pos)
AKURASI menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih Pelita Jaya (PJ) Energi Mega Persada Jakarta Antonius Ferry Rinaldo menuju seri berikutnya dalam Speedy NBL Indonesia 2014-2015. Meski PJ memiliki deretan penembak jitu yang berbahaya, akurasi tembakan anak asuhnya dinilai tetap rendah. Waktu jeda kompetisi yang menyisakan tiga pekan lagi dimanfaatkan Coach Inal, sapaan akrabnya, untuk berfokus mempertajam barisan shooter.
Berdasar evaluasinya, outside shooting Andy ''Batam'' Poedjakesuma dkk masih rendah. Dari dua seri yang telah dijalani, akurasi tembakan tiga angka tim milik Syailendra S. Bakrie tersebut berada di angka 24 persen. Angka itu, menurut Coach Inal, termasuk rendah jika melihat deretan shooter berbahaya yang menghuni timnya. Misalnya, Ary Chandra, Andy Batam, Amin Prihantono, dan Hendru Ramli.
''Saya benar-benar ingin menajamkan perimeter serta outside shooting kami. Apalagi tembakan tiga angka kami kurang bagus. Dari dua seri, seharusnya ada di angka 35 persen,'' ungkapnya.
Salah satu penyebabnya adalah pemainnya dinilai terlalu santai. Sebab, para pemain lain berpikiran bahwa permainan inside PJ yang diisi Adhi Pratama dan Ponsianus ''Komink'' Nyoman Indrawan telah baik. Akibatnya, mereka melupakan outside shooting.
''Berpikiran inside sudah oke, untuk outside jadi agak nyantai. Padahal, dalam game ketat seperti lawan Garuda (Garuda Kukar Bandung) manakala selisih poin dengan lawan mengecil, outside shooting sangat dibutuhkan,'' terangnya.
Karena itu, dalam sesi latihan sepanjang masa jeda, mereka melahap banyak dril untuk meningkatkan akurasi tembakan. Salah satunya adalah dril beat the clock. Yakni, seluruh pemain harus bisa memasukkan 18 kali jump shoot dalam waktu semenit. Dril tersebut selalu dilakukan sebelum latihan dimulai.
''Jadi, kalau ada yang gagal, semua harus lari bareng. Itu untuk mengembalikan ketajaman mereka,'' ujar Coach Inal. (mid/c14/ady)
Story Provided by Jawa Pos