PARA SHOOTER: Dari kiri atas Ebrahim ’’Biboy’’ Enguio, Ferdinand Damanik, Andakara Prastawa dan dari kiri bawah Sandy Febiansyakh, Dwi Haryoko, Mario Wuysang. (Foto: Boy Slamet, Farid FAndi / Jawa Pos)
Status pertandingan ini memang ''hanya'' memperebutkan peringkat ketiga. Namun, laga CLS Knights Surabaya melawan M88 Aspac Jakarta dalam lanjutan Seri X IndiHome NBL Indonesia 2014-2015 di DBL Arena nanti malam sangat menentukan konfigurasi di championship series bulan depan.
Ranking ketiga adalah posisi teratas terakhir yang masih bisa diperebutkan. Sebab, juara musim reguler dan runner-up sudah pasti digenggam Satria Muda Britama Jakarta dan Pelita Jaya Energi-MP Jakarta.
Baik CLS maupun Aspac saat ini sama-sama mengumpulkan 56 poin, hasil dari 26 kali menang dan 5 kali kalah. Namun, Aspac berada di urutan yang lebih baik karena unggul goal difference. Head-to-head kedua tim juga sama kuat, 1-1. Karena itulah, kemenangan bagi kedua tim memiliki arti yang krusial.
Berada di posisi ketiga tentu akan sangat penting bagi CLS maupun Aspac, terutama untuk mengindari pertemuan awal dengan Garuda Kukar Bandung yang kemungkinan besar jadi tim peringkat kelima.
Khusus bagi CLS, selama tiga musim terakhir, Garuda konsisten menjadi batu sandungan. Selain itu, peringkat ketiga sangat vital untuk menghindari duel dengan Satria Muda. Musim ini, baik Aspac maupun CLS kalah secara head-to-head melawan Rony Gunawan dkk. Aspac tertinggal 1-2, sedangkan CLS juga sudah takluk 0-2. Pendek kata, kalah dalam pertandingan nanti sama dengan kiamat.
''Kami ingin peringkat ketiga, tetapi Aspac pasti juga demikian,'' ujar Kim Dong-won, head coach CLS.
Mr Kim sadar, mengalahkan Aspac yang merupakan back-to-back champion NBL Indonesia itu bukan perkara mudah. Apalagi, pada game hari ini, Aspac akan turun dengan kekuatan terbaiknya.
Dua penembak jitu penting, Xaverius Prawiro dan Oki Wira Sanjaya, yang absen saat Aspac kalah 73-78 melawan CLS di seri VI Solo akan kembali bermain.
''Kalau shooter kami nggak jalan, kami pasti kalah. Sebab, big man kami kurang kuat,'' ungkap pelatih asal Korea Selatan itu.
Head Coach Aspac Rastafari Horongbala sadar bahwa tulang punggung tim asal Surabaya tersebut masih berada pada barisan penembak jitunya. Secara khusus, coach Fari -panggilannya- akan memfokuskan penjagaan kepada dua pemain, yakni Sandy "Keceng" Febiansyakh dan Mario Wuysang. (mid/irr/c17/nur)
Story Provided by Jawa Pos