BERBAGI KASIH: Rookie CLS Dicka Surya Nugraha (kiri) dan pemain Fever Gebbi Fretty Rumambi (kanan) mengunjungi Jose Edward, pasien penyakit langka, kemarin. (Foto: Riradin / Jawa Pos)
Berbagi memang sungguh indah. Itulah yang dilakukan keluarga besar CLS Knights Surabaya dan Surabaya Fever kemarin. Mereka berkunjung ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya. Apa yang dilakukan?
I'IED RIFADIN-BAGUS DIMAS, Surabaya
---
JEDA pertandingan yang dimiliki CLS Knight Surabaya dan Surabaya Fever kemarin digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan sosial. Jajaran pengurus serta pemain tim basket kebanggaan Kota Pahlawan, Surabaya, itu mengunjungi Jose Edward, pasien penyakit langkaSpinal muscular atrophy (SMA).
Jose baru berusia dua tahun. Dia adalah anak ketiga dari pasangan Agus Leo dan Abigail Jenny Yang. Sekitar tujuh bulan lalu, Jose divonis menderita penyakit yang menyerang saraf tulang belakang, batang otak, hingga paru-paru.
Penyakit tersebut membuat bocah lucu dan imut itu harus menghabiskan seluruh waktunya di atas tempat tidur. Menahan sakit yang begitu keras di usia yang masih sangat belia.
Saat menjenguk Jose kemarin siang, para pemain CLS dan Fever harus bergantian. Mereka tidak diperbolehkan masuk bersamaan ke ruang ICU. Maksimal hanya empat orang secara bersamaan yang boleh berada di ruang tempat Jose dirawat.
Ketika koran ini berkesempatan masuk bersama Gebbi Fretty Rumambi dari Fever dan Dicka Surya Nugraha dari CLS, Jose sedang terjaga. Bersama sang bunda, Jose tengah menyaksikan film kartun kesukaannya, Upin Ipin.
Melihat orang yang tidak dikenalnya datang menjenguk, Jose tidak menangis ataupun rewel. Dia tampak memandangi pengunjung satu per satu, lantas tersenyum kecil dan memanggil sang mama yang terus berada di sampingnya dengan suara lirih.
''Dia memang bukan anak yang rewel. Keinginannya untuk hidup tetap sangat besar,'' tutur Jenny sambil mengelus-elus kepala sang anak.
Sudah tujuh bulan ini Jose keluar masuk rumah sakit. Beberapa kali pula bocah yang lahir pada 27 September 2012 itu kritis dan hampir mengembuskan napas terakhir. Namun, keluarga tidak kenal lelah dan terus mengupayakan kesembuhannya.
Kini Jose terus menghabiskan hari-harinya di ruang ICU. Beberapa slang yang menopang hidupnya terus terpasang. Memastikan dia bisa bertahan hidup lebih lama.
Sebelum pulang, para pemain CLS memberikan kenang-kenangan. Yakni, sebuah jersey dengan tanda tangan seluruh skuad CLS. Mendapat hadiah itu, Jose sempat menggelengkan kepala, namun lantas tersenyum kecil. ''Hadiah dari om, Nak. Nanti Jose pakai ya kalau sudah gede. Jadi pemain basket. Jose harus kuat,'' tutur Jenny kepada anaknya. Mendengar harapan sang mama, Jose seperti mengiyakan. Dia mengangguk kecil, lantas tersenyum.
Manajemen CLS menyatakan juga mulai memikirkan cara terbaik untuk menggalang dana. Sebelumchampionship series, 2-10 Mei mendatang, CLS berupaya dana telah terkumpul dan langsung diserahkan. Tidak ada niat lain selain meringankan beban keluarga Jose yang telah mengeluarkan biaya ratusan juta rupiah demi kesembuhan sang anak.
''Awalnya kami tahu Jose dari pemberitaan Jawa Pos beberapa waktu lalu (12/3). Lalu, sebagai sesama warga Surabaya, tidak ada salahnya kami membantu. Meski tidak bisa memberikan sebesar yang mereka butuhkan, paling tidak ini bisa sedikit meringankan beban mereka,'' tutur Christopher Tanuwidjaja, owner CLS. (*/c19/ham)
Story Provided by Jawa Pos