BELUM TERHENTI: Forward CLS Rachmad Febri Utomo melepaskan passing dalam penjagaan Restu Dwi Purnomo dari Bimasakti kemarin. (Foto: Wahyudin / Jawa Pos)
REKOR winning streak CLS Knights Surabaya nyaris terputus kemarin. Bimasakti Nikko Steel Malang membuat tim asuhan Kim Dong-won itu benar-benar berkeringat dan panas dingin. Pada 11 detik terakhir, segalanya ditentukan.
Ya, pada detik-detik terakhir, Bimasakti hanya tertinggal satu poin (60-61). Sayangnya, turnover justru dilakukan M. Alan As'adi dan harus dibayar mahal dengan kekalahan. CLS unggul 63-60 melalui tembakan bebas dua angka Dimaz Muharri. Rekor mereka kini menjadi 15 kemenangan beruntun.
Tampil sebagai underdog, Bimasakti bermain lebih lepas. CLS justru tampil buruk dengan terlalu mudah memberikan poin kepada lawan. ''Kadang, dalam suatu game ada bad offense, tapi defense harus tetap konsisten. Masalahnya, defense kami hancur. Kami menang karena beruntung saja,'' ujar Mario Wuysang, point guard CLS.
Zone defense yang menjadi andalan CLS kurang solid. Pemain Bimasakti leluasa mendulang poin, terutama dari tembakan tiga angka (35 persen). Kebetulan, akurasi tembakan Bimasakti juga sedang baik dengan persentase field goal 41,4 persen (24-58).
Pelatih Bimasakti Oei Akiat menilai upaya pasukannya sudah oke. Hanya, mental yang mudah drop pada saat menentukan menjadi penyebab kegagalan mereka. ''Pada kuarter keempat, anak-anak kurang pede (percaya diri, Red) melakukan shooting. Inginnya passing terus, padahal kesempatan banyak. Bukannya jadi attempt, malah salah passing,'' katanya.
Dalam game kemarin, center CLS Dwi Haryoko mengemas double-double dengan 10 poin dan 10 rebound. Sementara itu, shooter Sandy Febiansyakh menjadi top scorer tim dengan 15 poin. (mid/wam/c19/ham)
Story Provided by Jawa Pos