SUDAH PULIH: Forward CLS Rachmad Febri Utomo dalam latihan persiapan melawan Aspac di Sritex Arena, Solo, kemarin (24/2) (Foto: FARID FANDI/JAWA POS)
CLS Knights Surabaya belum menunjukkan konsistensi permainan selama musim ini. Dalam 17 game, mereka telah menelan lima kekalahan, jauh dibandingkan dengan sesama big four lainnya seperti Satria Muda Britama Jakarta yang baru sekali, Pelita Jaya Energi MP Jakarta (2 kali), dan M88 Aspac Jakarta (3 kali).
Ujian konsistensi mereka akan terjadi pada Seri VI IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2014-2015 di Solo. Sebab, mereka akan menghadapi tiga lawan yang sebelumnya mengalahkan mereka.
Dimulai dari big match hari pertama melawan Aspac (25/2), kemudian menghadapi tim kuda hitam Hangtuah Sumsel IM (26/2), dan terakhir Pelita Jaya (28/2).
Dengan jadwal berat seperti itu, start menang menjadi penyuntik motivasi tanding. Karena itu, kemenangan jadi target CLS melawan Aspac malam ini. Kebetulan, lawannya tidak akan turun dengan kekuatan terbaik karena cedera yang dialami Xaverius Prawiro dan Oki Wira Sanjaya.
Kemenangan atas Aspac juga akan menyamakan posisi head-to-head kedua tim menjadi 1-1. Lagi pula, CLS punya modal bagus untuk berangkat ke Solo, tidak ada pemain yang cedera dan menyapu bersih semua pertandingan pada seri V di Batam lalu. Sementara itu, Aspac malah kalah oleh Stadium Jakarta 65-70 pada game terakhir seri Batam (8/2).
''Dari tiga kota, yakni Solo, Semarang, dan Jogjakarta, ini (seri Solo, Red) yang paling penting. Soalnya, kami bertemu Aspac dan Pelita Jaya. Harusnya menang. Kalau kalah dua kali, semua akan berat nantinya. Anak-anak sudah siap, tinggal mereka mau menjalankan sistem atau tidak,'' ujar Kim Dong-won, pelatih CLS. ''Febri (Rachmad Febri Utomo, Red) sudah bisa bermain meski sedikit sakit. Kita lihat saja nanti,'' tambahnya
Febri sendiri mengakui kondisinya memang belum 100 persen fit. Tetapi, apabila staf pelatih memberikan kepercayaan, dia siap diturunkan. ''Masih sakit. Kalau main, saya tetap bisa. Meski tanpa Ius dan Oki, Aspac ya tetap Aspac. Buktinya, dalam beberapa game, kami sulit menang lawan Aspac,'' tambahnya
Mengalahkan juara back-to-back NBL itu memang tidak akan mudah. Apalagi, tim asuhan Rastafari Horongbala tersebut selalu memiliki tren yang positif ketika bermain di Solo. Dalam dua musim terakhir, Mario Gerungan dkk selalu berhasil menyapu bersih semua game.
Itu juga didukung fakta bahwa Aspac selalu berhasil membawa pulang kemenangan dalam enam pertemuan terakhir ketika bersua CLS. ''Saya bilang ke anak-anak, meski nggak ada Ius dan Oki, bukan berarti kalah tidak masalah. Game nanti ya harus bisa diambil,'' ujar Rastafari Horongbala, pelatih Aspac.
Kedua tim memang memiliki gaya permainan sama. Mereka mengusung permainan cepat dan mengandalkan ketajaman shooter-shooter dalam mendulang angka. Itu terbukti pada pertemuan terakhir kedua tim di seri III Malang lalu. Saat itu game berjalan sangat ofensif dan berakhir 102-95 (14/1) untuk kemenangan Aspac. (mid/rif/c17/ham)
CLS Inferior Lawan Sesama Big Four
MUSIM ini CLS Knights Surabaya begitu inferior ketika bertarung dengan sesama tim big four. Mereka belum pernah menang. Kesempatan menang datang ketika melawan M88 Aspac Jakarta yang kehilangan Xaverius Prawiro dan Oki Wira Sanjaya. Berikut game-game kontra big four.
CLS vs Satria Muda 0-2
CLS vs SM 52-64
Seri I Jakarta, 3 Desember 2014
Sempat unggul jauh 15-5 di kuarter pertama, CLS tidak mampu menjaga keunggulan itu pada kuarter selanjutnya. Center veteran SM Rony Gunawan tampil baik dengan 12 poin dan 16 rebound.
CLS vs SM 63-66
Seri IV Surabaya, 21 Januari 2015
Ambisi mengakhiri winning streak SM gagal tercapai. Sempat unggul lima poin (63-58), CLS terhukum oleh performa dahsyat point guard senior Erick Sebayang. Dia mengukir 8 poin saat game tersisa 1 menit 21 detik.
CLS vs Aspac 0-1
CLS vs Aspac 95-102
Seri III Malang, 14 Januari 2015
Kedua tim bermain sangat ofensif. Aspac menang berkat performa hebat Ebrahim Enguio Lopez (22 poin), Andakara Prastawa (20), dan Ferdinand Damanik (17).
CLS vs Pelita Jaya 0-1
CLS vs PJ 62-73
Seri IV Surabaya, 24 Januari 2015
Pelita Jaya sukses meredam agresivitas shooter CLS. Akurasi tembakan tiga angka CLS jeblok. Paling parah di kuarter ketiga, yakni hanya 17 persen. Hanya dua tembakan yang masuk dari 12 percobaan.
Story Provided by Jawa Pos