HIDUP BARU: Big man CLS Dwi Haryoko melakukan layup melewati hadangan Frida Aris Susanto dari Hangtuah di GOR C-Tra Arena Bandung tahun lalu. (Foto: Hendra Eka / Jawa Pos)
CLS Knights Surabaya tidak bisa menurunkan kekuatan terbaiknya di NBL Indonesia Preseason Tournament Mangupura Cup 2014. Penyebabnya, center utama mereka Dwi Haryoko absen. Karena itu, CLS menyiapkan dua big man pelapis menuju ajang basket yang berlangsung di Bali pada 11-19 Oktober itu.
Untuk mengisi posisi lowong yang ditinggalkan Dwi, CLS mempersiapkan Herman dan Achmad Syarif. Itu sekaligus menjadi tantangan dua pilar muda CLS tersebut untuk membuktikan kesiapannya menuju regular season NBL Indonesia 2014-2015.
Dwi absen bukan karena cedera. Pemain yang bisa bermain di dua posisi, center dan power forward, itu memiliki urusan pribadi. Dia akan menggelar resepsi pernikahan pada 11 Oktober di Malang.
''Memang kekuatan kami akan sedikit berbeda dengan absennya Dwi. Tapi, kami sudah menyiapkan pengganti,'' tutur asisten pelatih CLS Njoo Liefan kepada Jawa Pos Rabu (1/10).
Kehilangan Dwi diprediksi berpengaruh terhadap kekuatan CLS di paint area. Pada regular season 2013-2014, center setinggi 193 cm itu menjadi pilihan utama Kim Dong Won, pelatih kepala CLS.
Dwi juga figur penting di pertahanan CLS jika dibandingkan dengan para big man tim asal Surabaya itu musim lalu. Center kelahiran Purwokerto tersebut mencetak blok terbanyak di timnya dengan 33 blok selama regular season.
Itu semakin sempurna dengan tambahan total 140 rebound yang dicetaknya. Dalam melakukan offense, Dwi juga lumayan subur. Dia mengemas 225 poin atau rata-rata 6,8 poin per game dalam 33 laga di regular season.
CLS sendiri tidak ambil pusing dengan absennya Dwi. Itu malah menjadi kesempatan Syarif dan Herman untuk menambah menit bermain. Selain dua pemain tersebut, CLS memboyong dua center dari tim junior CLS di preseason kali ini. Mereka adalah Devucannizar Ade Satyanegara dan Dicka Surya.
''Tahun lalu mereka membawa Ubaya juara Liga Mahasiswa. Jika memang bisa nyetel di preseason, bukan tidak mungkin mereka kami bawa di regular season nanti,'' jelas Liefan.
Dari lima laga yang akan mereka jalani di grup A, Dimaz Muharri dkk diharapkan bisa mencuri empat laga. Lawan yang mereka anggap paling berat di grup tersebut adalah sang juara Championship Series 2013-2014 Aspac Jakarta.
''Semua tim NBL musim ini pasti telah berbenah dan semakin kuat. Namun, sebagai juara bertahan, Aspac patut kami anggap sebagai pesaing terkuat. Target awal kami tembus semifinal,'' jelas pria yang tahun lalu menjabat asisten pelatih Satya Wacana ACA LBC Salatiga itu. (irr/c4/ady)
Story Provided by Jawa Pos