PELITA Jaya (PJ) Energi Mega Persada Jakarta sejatinya memulai Speedy NBL Indonesia 2013-2014 dengan sangat menjanjikan. PJ menjadi kampiun Preseason Tournament 2013 di DBL Arena, September tahun lalu.

PJ yang musim lalu menjadi runner-up lantas memancang target tinggi. Menembus grand final dan menjadi juara. Namun, apa daya, performa PJ justru gembos pada babak penting seperti championship series .

Yang paling mengecewakan, PJ dihantam dua kali oleh Aspac, tim yang mengalahkan mereka dalam grand final musim lalu. Kekalahan paling memalukan terjadi saat PJ dibantai dengan margin 41 poin (58-99) dalam laga do or die (11/6).

Head Coach PJ Nathaniel Canson sangat sedih atas kekalahan tersebut. Pelatih yang di Filipina dijuluki The Miracle Man itu menyatakan, sepanjang karir melatihnya, dirinya tidak pernah dipermalukan seperti itu.

Meski merasa sangat malu, Coach Nath menegaskan bahwa pemainnya harus bangkit untuk memukul Garuda Kukar Bandung pada laga perebutan peringkat ketiga hari ini (14/6).

''Target kami sekarang adalah mengakhiri musim ini sebaik-baiknya,'' ucap Coach Nath. ''Banyak sekali yang harus dievaluasi. Tetapi, tunggu sampai musim ini selesai dulu,'' imbuh pelatih berusia 73 tahun tersebut.

Pelatih Garuda A.F. Rinaldo mengungkapkan hal serupa. Berbeda dengan Coach Nath, beban Inal -panggilan A.F Rinaldo- tidak terlalu berat. Sebab, capaian Garuda musim ini sudah sangat baik, melebihi ekspektasi.

Sebelum tersingkir, Garuda mampu mengeliminasi tim kuat CLS Knights Surabaya dengan skor cukup jauh 72-59. Lantas, saat menghadapi Satria Muda Britama Jakarta di semifinal, performa Garuda juga tidak memalukan. Sempat memberikan perlawanan sangat keras, Garuda akhirnya kalah tipis 72-77 atas SM. (nur/c5/ang)

Story Provided by Jawa Pos