DALAM kondisi yang krusial, di babak penting seperti championship series, CLS Knights Surabaya kehilangan point guard terbaiknya, Dimaz Muharri. Pebasket dari Binjai, Sumatera Utara, tersebut tidak bisa bermain melawan Satria Muda Britama Jakarta karena mengalami masalah pada tangan kanan.

Tanpa kehadiran Dimaz, CLS mengalami kehancuran mental. SM dengan mudah membantai CLS dengan skor sangat telak 94-44. Padahal, selama tiga pertandingan di musim reguler, CLS unggul head-to-head 2-1.

Satu- satunya kemenangan SM juga diraih dengan susah payah lewat overtime dan hanya berselisih satu angka, 68-67, di seri VI Surabaya.

Kemarin Dimaz terpaksa duduk di bangku penonton. Sebab, tulang pada punggung tangan kanannya mengalami dislokasi ketika CLS mengalahkan Garuda Kukar Bandung 73-64. Tangan Dimaz dibebat dengan perban.

Dimaz mengatakan bahwa tangannya memang sakit. Karena itulah, Kim Dong-won, pelatih CLS, memilih untuk tak memainkannya dalam pertandingan melawan SM semalam. ”Masih bengkak. Mungkin butuh waktu dua sampai tiga hari untuk pemulihan. Tetapi, semoga besok (hari ini, Red) kalau kondisinya memungkinkan, saya bisa bermain,” ucap Dimaz.

Dimaz adalah top assist dan top steal di NBL Indonesia musim ini. Dia juga kandidat most valuable player dan masuk tim terbaik sepanjang musim 2013– 2014 alias first team.

Namun, Dimaz menolak jika ”pembantaian” terhadap CLS tersebut dikatakan terjadi semata karena absennya dirinya dalam pertandingan. Bagi point guard berusia 29 tahun itu, kekalahan CLS disebabkan start yang sangat buruk.

”Zone defense kami juga tidak berjalan. SM wangi banget hari ini (kemarin, Red). Banyak open shot kami yang tidak masuk. Finishing juga tidak maksimal,” keluh Dimaz.

Hari ini CLS dijadwalkan berhadapan dengan Garuda Kukar Bandung dalam laga hidup atau mati. ”Sudah tidak ada pilihan. Kami harus memenangkan pertandingan,” tegas Dimaz. (nur/c11/ang)

Story Provided by Jawa Pos