SAUDARA TUA: Bintang Bandung Utama Surliyadin mengeblok tembakan Diftha Pratama dari Garuda dalam derby tim Kota Kembang di C-Tra Arena, Bandung, tadi malam. (Foto: Wahyudin / Jawa Pos)
SEJAK musim pertama IndiHome Nationasl Basketball League (NBL) Indonesia bergulir, Bandung sudah identik dengan Garuda Kukar Bandung. Mereka juga punya sejarah panjang di Kota Kembang sejak masih bernama Hadtex, lalu Panasia, dan kini Garuda.
Namun, musim ini performa mereka agak menurun. Biasanya, Garuda selalu kukuh di lima besar. Tetapi, itu tidak terjadi musim ini. Justru saudara mudanya, JNE BSC Bandung Utama, yang punya performa lebih berkilap dan menjadi penghuni lima besar.
Biar begitu, ketika keduanya bersua dalam derby Bandung pada Seri IX National Basketball League (NBL) Indonesia 2014-215, Garuda menunjukkan jati dirinya sebagai penguasa Bandung sebenarnya. Mereka menang 48-36 di C-Tra Arena tadi malam.
Dua tim sekarang sama-sama berupaya mengejar tiket playoff. Mereka juga ingin segera bangkit setelah kekalahan pada hari pembuka seri IX di Bandung (25/3). Tidak heran, keduanya memainkan pertandingan yang keras dan ngotot.
Kemenangan itu membuka jalan Garuda untuk kembali ke habitatnya di lima besar. Saat ini mereka berada di petingkat ketujuh dengan 41 poin dari 12 kemenangan dan 15 kekalahan. Selisih angka mereka dengan Bandung Utama yang berada di posisi kelima hanya satu poin.
Dalam laga yang ketat dan field goal dua tim tidak terlalu baik, mental menjadi pembeda. Menurut pelatih Garuda Tjetjep Firmansyah, seri Bandung ini merupakan seri yang pas baginya untuk melatih mental bertanding anak asuhnya.
''Seperti yang saya bilang sebelumnya, mental yang kuat itu yang bakalan menang. Hari ini (kemarin,Red) anak-anak tidak panik ketika tertinggal,'' ungkap Coach Tjetjep. ''Tapi, secara overall, mental anak-anak belum konsisten,'' tambahnya.
Mantan pelatih timnas basket SEA Games 2013 itu mencontohkan, kontribusi pemain bench-nya yang minim dan sama sekali tidak mencetak poin. ''Padahal, di game sebelumnya pemain bench-nya bagus. Masalah masih di mental saja,'' katanya.
Di sisi lain, Octaviarro Romely Tamtelahitu mengatakan bahwa mental bukanlah masalah di timnya. Menurut dia, perjuangan yang ditunjukkan anak asuhnya sudah maksimal. Meskipun, harus diakui, field goal yang jeblok menjadi penyebab kekalahan Bandung Utama.
''Anak-anak sudah kerja keras, semangat, dan disiplin. Mental anak-anak juga kuat sekali. Tetapi, field goal itu yang menyakiti kami,'' ujar Coach Ocky -sapaan Octaviarro Romely Tamtelahitu. ''Terutama tembakan tiga angka,'' tambahnya.
Tembakan Surliyadin dkk memang tidak ''wangi'' pada laga kemarin malam (26/3). Persentase field goal Bandung Utama hanya 25 persen (13-52). Sementara itu, untuk tiga angka lebih buruk, yakni 0 persen (0-13).
Pada laga kemarin malam, Jonathan Elyaday Latuhihin tampil ampuh dengan donasi 14 poin, disusul kontribusi krusial 6 poin, 6 steal, dan 14 rebound dari Galank Gunawan. Diftha Pratama dan Christ Gideon menyumbang 10 poin. Di pihak Bandung Utama, Luke Martinus menjadi pencetak skor terbanyak dengan hanya 8 poin. (mid/wam/c4/ham)
DALAM ANGKA
48 Adalah jumlah poin terendah kedua yang dibukukan Garuda pada musim ini. Terendah pertama adalah 42 poin. Yakni, saat dikalahkan JNE BSC Bandung Utama di seri V Batam lalu. Ketika itu Garuda kalah 42-48 (5/2).
12 Poin yang dicetak big man M88 Aspac Jakarata Kristian Liem saat mengalahkan NSH GMC GSBC 76-52 kemarin (26/3). Itu merupakan poin tertingginya di regular season ini dan menyamai 12 poin yang juga dibukukannya saat melawan NSH pada seri II Bandung (13/12).
13 Kali tembakan tiga angka yang dilakukan Banfung Utama kemarin malam. Namun, tidak satu pun tembakan three point itu yang menemui sasaran.
Story Provided by Jawa Pos