KALAH BESAR: Big man CLS Herman berupaya menahan tembakan Ponsianus Nyoman Indrawan dari Pelita Jaya dalam big match di DBL Arena Surabaya, Sabtu malam (24/1). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
DUA di antara tiga big match CLS Knights Surabaya pada Seri IV IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2014-2015 telah terlewati. Hasilnya, 0-2. CLS selalu kalah oleh lawan-lawannya, Satria Muda Britama Jakarta dan Pelita Jaya Energi MP Jakarta.
Ya, setelah kalah oleh SM pada big match hari pertama 63-66 (21/1), CLS dipermalukan Pelita Jaya 62-73 pada hari keempat kemarin di DBL Arena Surabaya. Masih tersisa satu big match ketika menghadapi Garuda Kukar Bandung malam ini.
Sama halnya dengan CLS, Garuda adalah tim terluka. Kalau CLS sempat merasakan kemenangan pada seri IV saat melawan Stadium Jakarta (22/1), Garuda sama sekali belum menang. Garuda kalah oleh Satya Wacana ACA LBC Salatiga dan Stadium.
''Besok (hari ini, Red) melawan Garuda, siap nggak siap, harus bisa. Kesalahan-kesalahan kecil, seperti komunikasi di defense serta rebound, tidak boleh terulang lagi,'' ujar AA Ngurah Wisnu yang menjadi top scorer CLS kemarin melawan Pelita Jaya dengan mencatat 15 poin.
Potensi seru bakal terjadi dalam big match malam ini. Sebab, selain sama-sama ingin bangkit dan mencari pelampiasan, dalam bentrokan terakhir pada seri II di Bandung, CLS hanya menang dua angka atas Garuda (61-59). Rekor bentrok dua tim juga tidak berbeda jauh, dari 23 bentrokan, CLS menang 13 kali.
Sementara itu, dalam game kemarin, CLS kembali menunjukkan belum bisa terlepas dari tren buruk melawan Pelita Jaya saat bermain di Surabaya. Dalam lima pertandingan terakhir di Surabaya, tim asuhan Kim Dong-won itu selalu kalah.
Melawan Pelita Jaya, CLS menjalani start dengan buruk. Mereka selalu tertinggal dan ketertinggalan paling kecil terjadi pada awal kuarter kedua saat hanya selisih dua angka (17-19). Setelah itu, Pelita Jaya terus unggul nyaman atas CLS.
Selain start yang buruk, kemampuan Pelita Jaya mematikan shooter CLS menjadi kunci kemenangan. Akurasi tembakan tiga angka CLS jeblok. Paling parah di kuarter ketiga, yakni hanya 17 persen, dua tembakan masuk dari 12 percobaan.
Akurasi tembakan tiga angka CLS membaik pada kuarter terakhir melalui permainan Bima Riski Ardiansyah dan Ngurah Wisnu. Sayang, mereka sudah tertinggal terlalu jauh. Secara total, mereka memasukkan tujuh tembakan tiga angka dari 18 percobaan.
''Shooter kami off kali ini. Itu juga disebabkan post play kami kurang agresif ketika bermain di dalam. Akibatnya, ruang tembak shooter kami tidak terlalu terbuka,'' kata Wahyu Widayat Jati, asisten pelatih CLS.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa turnover timnya terlalu banyak, yakni 19 kali. ''Kalau ingin menang melawan tim besar, turnover harus di bawah 15 kali,'' kata Cacing -sapaan Wahyu Widayat Jati- yang baru bergabung awal tahun ini.
Di sisi lain, pelatih Pelita Jaya A.F. Rinaldo puas dengan penampilan anak asuhnya. Menurut dia, kuncinya adalah melimitasi kontribusi small man, misalnya Sandy Fabiansyakh dan Rachmad Febri Utomo, serta memanfaatkan kelebihan big man mereka.
''Defense kami rapat hari ini, bagus dalam membatasi Febri dan Sandy. Sebab, mereka itu adalah inti dari CLS. Selain itu, kami banyak share bola. Jadi, aliran bola berjalan dengan baik,'' tuturnya. (mid/yan/c4/ham)
Story Provided by Jawa Pos