PEDULI KANKER: Dari kiri, Daniel Wenas, Fredy, dan Diftha Pratama, ketika menghibur anak-anak penderita kanker di Vita School Surabaya kemarin. (Foto: Arif R / Jawa Pos)
Bekerja sama dengan NBL Berbagi I Support Children with Cancer, Vita School Surabaya mengadakan One Day with Cancer. Sebelumnya melaksanakan seminar, kini mereka mengundang anak-anak penderita kanker untuk berbagi keceriaan.
ARIF R-BAGUS DIMAS, Surabaya
---
RUANG pertemuan di lantai 1 Vita School Surabaya dijadikan taman bermain. Banyak mainan yang tersedia. Mulai bola berbagai ukuran, boneka bentuk binatang, hingga kendaraan mini. Semua itu disediakan agar anak-anak penderita kanker bisa bermain dan bersenang-senang.
Semua tampak bahagia dan tidak canggung. Anggota OSIS Vita School Surabaya asyik bercengkerama dan bermain dengan anak-anak penderita kanker kemarin (22/1). Meski semula malu-malu, kegigihan siswa Vita School mengajak anak-anak bersenang-senang terbayar lunas.
Tujuh anak yang hadir di ruangan tersebut mengikuti setiap game yang dipandu oleh salah seorang anggota OSIS Vita School. Bahkan, OSIS Vita School berhasil mengajak anak-anak tersebut untuk menyanyikan lagu Bunda bersama-sama.
Kehadiran tiga pemain Garuda Kukar Bandung, yakni Diftha Pratama, Daniel Timothy Wenas, dan Fredy, menambah keseruan suasana di ruangan itu. Anak-anak terkesima dengan tinggi badan para pemain Garuda. Bahkan, ada di antara mereka yang memberanikan diri bertanya cara memiliki tubuh yang tinggi.
''Rahasianya banyak makan sayur, tidur siang, dan banyak-banyak minum susu,'' terang Diftha yang disambut tawa anak-anak.
Tidak hanya itu, Serli Agustiarini, penderita hemangioma (tumor di mata kanan) dibuat tersipu malu oleh sosok Daniel Wenas. Melihat gelagat Serli yang tersipu malu, Diftha langsung menggoda. Shooting guard bertinggi 182 cm itu membisikkan sesuatu kepada Serli yang semakin membuatnya salah tingkah.
Selain bercengkerama dengan anak-anak penderita kanker, pemain Garuda mengisi acara basketball clinic di Vita School yang diikuti 40 siswa. Tiga pemain tersebut memberikan materi-materi fundamental dalam bermain basket.
''Saya pikir hampir semua pemain yang mengikuti acara ini (basketball clinic) sebelumnya memiliki bekal yang cukup bagus. Tinggal bagaimana mereka memantapkan pilihan dan niatnya. Susah soalnya. Main basket itu harus dari hati,'' ujar Daniel kepada Jawa Pos.
Di sisi lain, Kepala SMP Vita School Junita Indriani menyatakan puas dengan kegiatan yang mereka laksanakan. Mulai acara dengan anak-anak penderita kanker hingga basketball clinic. ''Tujuan kami mengadakan acara ini supaya siswa kami lebih mahir bersosialisasi. Dengan begitu, mereka mampu bersimpati dengan lingkungannya. Tadi terlihat anak-anak sudah mulai menunjukkan hal tersebut,'' terangnya.
Junita mengungkapkan, pelaksanaan One Day with Cancer belum maksimal. Karena itu, puncak acara tersebut, berupa bazar, akan dibuka untuk umum pada 7 Februari 2015. ''Diharapkan, dengan pelaksanaan tersebut, seluruh siswa di Surabaya bisa memiliki jiwa sosial yang tinggi. Seluruh pendapatan dari bazar nanti disumbangkan bagi anak-anak penderita kanker,'' jelasnya. (*/c4/ham)
Story Provided by Jawa Pos