TAK TERKALAHKAN: Point guard Aspac Andakara Prastawa (kiri) ketika bertanding dengan Garuda di GOR Purna Krida, Kerobokan, Badung, kemarin. (Foto: Boy Slamet / Jawa Pos)
DUA tim elite Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia, Aspac Jakarta dan CLS Knights Surabaya, tinggal memikirkan siapa yang menjuarai grup A. Aspac secara matematis sudah mengunci tiket semifinal, sedangkan CLS sangat berpeluang.
Aspac dipastikan lolos setelah menang atas Garuda Kukar Bandung kemarin dengan skor 81-65. Itu bukan hanya membuat mereka mengunci tiket, melainkan juga menghancurkan harapan Garuda lolos ke babak berikutnya.
Terkait dengan CLS, memang terlalu sulit bagi setiap pesaingnya untuk menggagalkan langkah mereka ke semifinal. Sebab, meski kalah dalam dua pertandingan terakhir, yakni melawan Aspac hari ini dan Bimasakti Nikko Steel Malang (17/10), CLS tetap bisa lolos.
Penyebabnya, Bimasakti yang paling berpeluang mengejar mereka membutuhkan dua kali kemenangan untuk bisa menggagalkan CLS. Pertama, melawan Garuda Kukar Bandung (16/10) dan keesokan harinya menantang CLS. Berdasar rekam jejak bentrokan mereka, Bimasakti adalah underdog.
Itu berarti Aspac dan CLS tinggal memikirkan status juara. Nah, laga hari ini adalah penentunya. Tim mana pun yang menang di GOR Purna Krida, Kerobokan, Badung, dipastikan menjadi juara grup A, terlepas dari apa pun hasil di laga terakhir.
Status juara grup juga membuat siapa pun di antara mereka bisa menghindarkan diri dari juara grup B yang sekarang masih dihuni Satria Muda Britama Jakarta.
Head coach di preseason tournament Antonius Joko Endratmo mengakui bahwa CLS bukanlah lawan yang mudah. Terlebih, kedua tim memiliki karakter yang mirip. Sama-sama bermain cepat dan memiliki shooter dengan akurasi yang tajam.
''Karena itu, kami akan mulai defense seperti hari ini (kemarin, Red). Tetapi, kami memiliki keunggulan dengan big man kami. Target sih kami ingin menang, tentunya,'' kata Joko.
Apabila menilik rekor bentrokan kedua tim di preseason tournament, CLS punya rekor cukup baik. Tim asuhan Kim Dong-won tersebut berhasil menyapu bersih dan merebut kemenangan di tiga edisi preseason sebelumnya. Meski timnya memiliki tradisi preseason yang mentereng, Mr.Kim -sapaan Kim Dong-won- mengatakan bahwa Aspac saat ini lebih diunggulkan daripada CLS.
''Aspac lebih baik. Biasanya saat mereka melawan kami, mereka menang. Tetapi, bagi saya, menang kalah tidak ada masalah, yang penting waktu bermain di semifinal nanti,'' lanjutnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian peraih coach of the year musim lalu itu masih sama, yakni masalah rebound. Khususnya kemampuan big man CLS dalam rebound. Tanpa Dwi Haryoko, peran tersebut memang diisi oleh Herman dan juga Achmad Syarif. (mid/irr/c4/ham)
Selalu Mendebarkan di Akhir
DALAM empat pertemuan musim lalu, duel Aspac Jakarta versus CLS Knights Surabaya selalu ketat. Bahkan, tiga di antara empat game musim lalu berakhir dengan margin tidak lebih dari tiga angka. Berikut flashback tiga laga ketat musim lalu. (mid/irr/ham)
Preseason Tournament 2013
28 September 2013 | CLS vs Aspac 63-60
Kedua tim tampil ngotot karena berebut tiket final preseason tournament. Aspac yang tampil tanpa Andakara Prastawa dan Pringgo Regowo karena membela timnas gagal membendung CLS. Empat pemain menjadi bintangnya, yakni Dimaz Muharri (16 poin), Andrie Ekayana (11 poin), Arif Hidayat (11 poin), dan Dian Heryadi (10 poin).
Seri V 2013-2014
20 April 2014 | Aspac vs CLS 68-67
Salah satu game paling ketat di antara kedua tim musim lalu. Andrie Ekayana memiliki kesempatan pada detik-detik akhir untuk membawa pulang kemenangan. Sayang, layup-nya di detik akhir gagal menemui sasaran. Aspac menang setengah bola (68-67). Mario Gerungan tampil sebagai pahlawan dengan menjadi top scorer (13 poin).
Seri VI 2013-2014
17 Mei 2014 | CLS vs Aspac 51-53
Drama di detik-detik akhir kembali terulang. CLS yang tertinggal dua angka memiliki satu kesempatan memaksa game berlanjut ke overtime. Kali ini giliran Sandy Febiansyakh yang gagal memanfaatkan open layup. Laga gagal menuju overtime dan CLS kalah satu bola (51-53). Pringgo Regowo menjadi pemain tersubur Aspac dengan 12 poin.
Story Provided by Jawa Pos