NEWS

SOPHOMORE: Pemain Garuda Kukar Bandung Chadistira Pranantyo (kiri) hendak melepaskan layup melewati Rachmad Febri Utomo (CLS), Senin (9/6). (Foto: Hendra Eka/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 10/06/2014
CLS Kolaps di Tangan Garuda
Gagal ke Empat Besar Tiga Musim Beruntun

GARUDA Kukar Bandung benar-benar menjadi momok bagi CLS Knights Surabaya. Dalam tiga musim terakhir Garuda selalu menjadi penghalang CLS untuk menembus babak empat besar Speedy NBL Indonesia Championship Series 2013-2014.

Semalam (9/6) di GOR UNY Jogjakarta, Garuda kembali membekap CLS dengan skor 72-59. CLS tersingkir karena kalah dua kali dalam format double elimination . Sehari sebelumnya, CLS dibantai Satria Muda Britama Jakarta dengan margin 48 poin (44-92).

Dengan kemenangan tadi malam, Garuda melaju ke semifinal. Mereka akan menghadapi SM besok (11/6). SM memiliki dua nyawa karena belum pernah kalah. Sedangkan Garuda tinggal satu nyawa lagi karena sudah kalah di tangan CLS pada laga hari pembuka.

”Tidak ada Dimaz (Muharri, Red) itu berat,'' ujar Kim Dong-won, head coach CLS.

Mr Kim terlihat enggan diwawancarai. Dia begitu terpukul. Sebab, inilah kekalahan perdana CLS dari Garuda dalam empat pertemuan musim ini (tiga di musim reguler). ”Saya tidak akan lanjut menangani tim ini,'' imbuhnya lantas berlalu.

Suasana ruang ganti CLS begitu muram. Yang paling sedih adalah point guard utama Dimaz Muharri. Top steal, top assist , dan anggota first team NBL Indonesia musim ini tersebut tidak bisa bermain.

Kemarin Dimaz dipastikan cedera retak tulang punggung tangan kanan ketika CLS mengalahkan Garuda di game pertama. Cedera tersebut memakan waktu satu bulan untuk penyembuhan.

”Seharusnya tim ini lebih baik lagi. Jangan lagi seperti ini. Jangan bergantung pada satu orang saja,'' ucap Dimaz. Sang istri, Selvia Wetty, mencoba terus menenangkan Dimaz yang terlihat sangat terpukul dan hampir menangis.

”Kami gagal lagi. Ini memang sangat menyedihkan. Soal Mr Kim yang katanya mundur, saya tidak yakin. Mungkin dia sedang emosi. Saya kira tim ini butuh stabilisasi. Saya nggak mau rasanya ganti pelatih lagi,” imbuhnya.

Memang, sejak musim pertama CLS sudah ganti pelatih empat kali. Antara lain Wan Amran, Risdianto Roeslan, Eduard Santos Vergeire, dan musim ini bersama Mr. Kim.

Tanpa Dimaz, Mr Kim mencoba formula aneh-aneh dalam pertandingan ini. Pelatih asal Korea Selatan itu memasang point guard yang nyaris sepanjang musim tidak pernah turun, Agung Sunarko, sebagai starter.

Setelah Garuda terus memimpin, Mr Kim juga menjajal guard Wijaya Saputra sebagai playmaker . Percobaan ini juga tidak berhasil. Saat kembali ke pakem lama, CLS bangkit di akhir kuarter kedua dengan menyamakan kedudukan 30-30. Tetapi, pada kuarter ketiga, Garuda tetap mampu mengambil momentum dan menang.

Guard Chadistira Pranatyo menjadi pencetak angka terbanyak dengan 20 poin. Forward Fadlan Minallah membukukan double-double 12 poin dan 11 rebound plus sebuah one-handed dunk bertenaga di kuarter ketiga.

Pemain Garuda terlihat sangat gembira di kamar ganti. Mereka bersorak kegirangan. ”Tanpa Dimaz, CLS kehilangan stopper pertama mereka dalam defense ,” ucap A.F. Rinaldo – head coach Garuda. ”Intinya, kami berhasil melimitasi three point mereka. Pemain menang, karena kami memang konsisten,” tegas Inal. Melawan SM, Inal tidak gentar. Dia mengatakan, kemenangan ini sangat mengangkat moral para pemain. (nur/c2/ang)

Story Provided by Jawa Pos

Share this:
DBL Indonesia Jawa Pos li-ning Safe Care Prambors FM Info BDG Event Jakarta Sony Mainbasket Wing.Stop Mitra Net Indomaret Perbasi Indika FM IndiHome Honda Prospect Motor Tolak Angin Sido Muncul Markplus Hardrock FM OZ FM
 

National Basketball League Indonesia | Contact Us
Copyright © 2010 PT DBL Indonesia, All rights reserved.
Any commercial use or distribution without the express written consent of DBL Indonesia is strictly prohibited.