BERMENTAL JUARA: Small forward CLS Rachmad Febri Utomo (kanan) berselebrasi dengan rekannya, Mario Wuysang, Minggu (11/5). (Foto: Farid Fandi / Jawa Pos)
SURABAYA-CLS Knights Surabaya harus benar-benar kuat secara fisik dan mental untuk menjalani Seri VI Speedy NBL Indonesia 2013-2014 di DBL Arena Surabaya. Mereka menjalani tujuh pertandingan, empat di antaranya melawan tim kuat. Kemarin, ketika seri VI berjalan tiga hari, Dimaz Muharri dkk menunjukkan ketangguhannya.
CLS mengalahkan Garuda Kukar Bandung 70-60 via overtime. Artinya, dalam dua hari beruntun, CLS harus menjalani laga yang sangat menguras tenaga sekaligus melelahkan secara mental karena selalu melewati overtime. Sabtu malam lalu (10/5) CLS harus melewati babak tambahan waktu saat melawan Satria Muda (SM) Britama Jakarta.
Dalam laga melawan SM, CLS akhirnya memang kalah tipis 67-68. Namun, bagaimana CLS melalui dua pertandingan big match itu sudah menunjukkan bahwa Dimaz dkk punya kekuatan teknik dan mental yang cukup untuk bersaing dalam perebutan gelar juara pada championship series nanti.
Bagi CLS, kemenangan melawan Garuda sangat berharga untuk menjaga peluang tetap berada di posisi kedua atau ketiga. Gelar juara musim reguler hampir pasti direbut SM. Menghindari posisi keempat sangat penting. Sebab, itu akan menghindarkan CLS dari bentrok awal dengan Garuda yang hampir pasti berada di ranking kelima.
Melawan Garuda jelas akan lebih menguras tenaga ketimbang harus melawan Stadium Jakarta, Hangtuah Sumsel IM, atau Bimasakti Nikko Steel Malang, tim-tim calon kontestan championship series.
''Sebenarnya kami bisa kalah, tetapi kami beruntung,'' ucap Kim Dong-won, head coach CLS. ''Soalnya, Yayan (Andrie Ekayana) dan Wisnu (Budidharma) tidak main. Kalau ketemu tim besar lainnya, jika mainnya seperti ini, kami akan kalah,'' ucap pelatih asal Korea Selatan itu.
Laga CLS melawan Garuda juga menjadi pemanasan ketatnya championship series nanti. Pada akhir kuarter pertama, Garuda tampil cepat dengan keunggulan tiga poin atas CLS (12-9).
Garuda mendapatkan momentum yang sangat baik ketika unggul 10 poin tujuh menit sebelum kuarter keempat usai. Namun, CLS tidak menyerah. Point guard Dimaz Muharri, shooting guard Sandy Febiansyakh, dan center Dwi Haryoko cepat membukukan total 10 poin untuk menyamakan kedudukan menjadi 52-52 dalam tempo tiga menit.
Laga makin menegangkan. Sebuah free throw Mario Wuysang saat kuarter keempat kurang 54 detik membuat kondisi sama kuat 58-58. Namun, tembakan Wuysang pada lima detik terakhir gagal memenangkan CLS. Laga akhirnya menuju overtime.
Pada babak tambahan waktu, CLS ngebut. Momentumnya terjadi saat kapten, point guard, sekaligus mesin poin Garuda Wendha Wijaya terkena fouled out dua menit sebelum laga berakhir. CLS tak tertahan dan akhirnya memenangkan laga.
Small forward CLS Rachmad Febri Utomo tampil sensasional, nyaris membuat triple double dengan catatan 11 poin, 10 assist, dan 9 rebound..(nur/mid/c17/ang)
Story Provided by Jawa Pos