JAKARTA – Gagal lolos ke Championship Series memang sangat mengecewakan bagi kontestan NBL Indonesia 2010/2011. Hal itulah yang dirasakan Satya Wacana Angsapura Salatiga serta Comfort Mobile Citra Satria (CS) Jakarta.

Sebagai dua tim peringkat terbawah klasemen akhir, mereka akhirnya harus rela menjadi penonton pada Championship Series di Surabaya mendatang. Peluang untuk mengukir prestasi lebih jauh pun gagal total.

Meski begitu, dua tim tersebut mendapatkan banyak pelajaran di NBL Indonesia seri perdana ini. ’’Anak-anak kian matang. Mereka bisa beradaptasi dengan baik bagaimana seharusnya bertanding di kompetisi seketat ini. Selama ini, anak-anak memang kerap demam panggung karena harus bertanding dengan pemain-pemain yang lebih matang,” terang Danny Kosasih, pelatih Satya Wacana.

Dia menambahkan, kendala besar yang harus dihadapi para penggawa Satya Wacana adalah minimnya mental bertanding di kompetisi basket tertinggi di Indonesia. Mayoritas pemain Satya Wacana menjalani debut di dunia basket profesional NBL Indonesia.

’’Tak ada jalan yang mudah untuk mendapatkan hasil terbaik. Kompetisi ini menempa mental kami,” kata bintang Satyawacana Valentino Wuwungan.

Pendapat senada diungkapkan CS. Meski kecewa karena gagal melaju ke Championship Series, mereka mendapatkan pengalaman berbeda di NBL Indonesia musim perdana ini. CS sudah berancang-ancang untuk menyongsong NBL Indonesia musim mendatang. Salah satunya adalah membidik pemain-pemain yang dianggap dapat meningkatkan performa tim.

”Kami kekurangan bigman dan point guard. Kami hanya mengandalkan Evin (Evin Istianto Hadi, kapten tim) untuk membagi bola. Kalau dia terus yang berperan, lama-lama juga tenaganya habis. Karena itu, kami mutlak harus berbenah,” tegas Bintoro, arsitek CS. (ru/c6/tom)