Para pemain Satria Muda setelah latihan di Hall Basket Senayan, Jakarta. (Foto: Wahyudin/Jawa Pos)
ADA satu hal menarik yang patut dicermati dari dua tim terbaik IndiHome NBL Indonesia 2014-2015, Satria Muda Britama Jakarta dan Pelita Jaya Energi-MP Jakarta. Mereka sama-sama dipimpin sosok pelatih muda dengan pembawaan kalem.
SM dinakhodai Cokorda Raka Satrya Wibawa. Pada 4 Mei lalu, Wiwin -panggilan akrabnya- genap berusia 38 tahun. Sementara itu, PJ diarsiteki pelatih 42 tahun bernama Antonius Ferry Rinaldo yang akrab disapa Inal. Dua pelatih itu juga memiliki kemiripan saat memimpin pasukan di lapangan. Mereka adalah sosok yang sama-sama tenang, tidak meledak-ledak.
''Coach Inal itu tenang, tetapi bukan santai. Dia punya pola yang lebih simpel dan detail. Kami dianggap sebagai pemain yang sudah dewasa dan diperbolehkan mengembangkan pola yang diterapkan di lapangan,'' kata Hendru Ramli, small forward PJ.
Inal membenarkan bahwa dirinya bukan sosok pelatih yang berapi-api. Baik dalam latihan maupun pertandingan. Dia meyakini, ketenangan pelatih saat pertandingan berpengaruh besar kepada ketenangan pemain ketika berlaga di lapangan.
''Tenang saya ini dalam artian memperhatikan pertandingan. Apakah anak-anak sudah bermain sesuai dengan game plan atau belum. Tetapi, adakalanya saya harus memberikan motivasi. Misalnya, ketika lawan mencetak poin terus-menerus. Jadi, anak-anak biar bangkit,'' kata Inal.
Sementara itu, bagi pemain SM, di balik pembawaannya yang kalem dan tidak banyak omong, Wiwin adalah pelatih yang disiplin dan tegas. Bintang muda Kevin Yonas Argadiba Sitorus mengatakan mendapat banyak ilmu dari pelatihnya tersebut. ''Walaupun tenang, ketika tim butuh motivasi, dia itu adalah motivator yang baik. Cara menyampaikan teknik dan strategi untuk di lapangan juga mendetail. Itu membuat kami mengerti apa yang harus dilakukan di lapangan,'' kata Kevin. (irr/mid/c4/nur)
Story Provided by Jawa Pos