TUMPUAN UTAMA: Christian Ronaldo Sitepu menjadi pemain penting bagi Satria Muda di championship series bulan depan. (Foto: Farid Fandi / Jawa Pos)
Championship Series IndiHome NBL Indonesia 2015 pada 2-10 Mei bakal menawarkan sesuatu yang beda, lebih segar, dan menarik. Berbeda dengan dua musim sebelumnya, komposisi tim yang lolos ke babak delapan besar memiliki warna baru. Juara baru? Sangat mungkin terjadi.
---
SATRIA Muda (SM) Britama Jakarta menjadi juara reguler IndiHome NBL Indonesia 2014-2015, sama dengan musim lau. Namun, yang berbeda adalah komposisi tujuh tim di bawahnya.
Pelita Jaya Energi-MP Jakarta yang musim lalu berada di posisi ketiga naik satu tingkat ke ranking kedua. Urutan ketiga ditempati CLS Knights Surabaya. Itulah peringkat terbaik CLS dalam lima musim NBL Indonesia.
Juara bertahan musim lalu, M88 Aspac Jakarta, justru lambat panas pada musim reguler. Xaverius Prawiro dkk hanya berada di posisi keempat. Yang konsisten justru Garuda Kukar Bandung. Mereka tetap ada di jajaran big five dengan menempati peringkat kelima, persis dengan season lalu.
Komposisi itu tentu menarik. Juara baru sangat mungkin lahir. Sebab, kampiun dalam empat musim awal, yakni SM dan Aspac, bergabung dalam pool yang sama. Mereka akan saling jegal untuk ke final melawan Garuda Kukar Bandung dan Hangtuah Sumsel IM.
Grup itu memang lebih berat jika dibandingkan dengan pool kedua yang beranggota Pelita Jaya, CLS, JNE BSC Bandung Utama, dan Stadium Jakarta. Hal tersebut diakui head coach SM Cokorda Raka Satrya Wibawa. Catatannya sangat terang. Yaitu, dua kekalahan Christian Ronaldo Sitepu dkk sepanjang musim reguler. Masing-masing datang dari Aspac dan Garuda.
''Karena itulah, kami tidak boleh meremehkan tim mana pun. Seluruh game di regular season tidak berarti apa-apa di championship series,'' kata Wiwin, panggilannya.
''Semua berbeda. Tekanannya berbeda. Jadi, fokus kami adalah di tim kami saja sendiri. Tiap game, kami harus bisa improve,'' imbuh mantan center tim nasional Indonesia itu.
Selain SM, beban berat dipikul back-to-back champions Aspac. Pada laga perdana, Mario Gerungan dkk akan melawan Garuda, tim yang dilatih mantan arsitek Aspac Tjetjep Firmansyah.
Meski pada musim reguler unggul head-to-head 3-0, menurut pelatih Aspac Rastafari Horongbala, grafik permainan Fadlan Minallah dkk sedang menanjak. Buktinya, kendati sempat terseok-seok di awal musim dan menghuni peringkat kesembilan, Garuda sanggup bangkit dan menutup musim reguler dengan menembus lima besar.
''Saya lihat pemain bench mereka seperti Daniel Wenas meningkat. Jadi, Garuda juga berat,'' ujar coach Fari, sapaan akrabnya.
Perjalanan Aspac masih panjang. Andaikata berhasil menjinakkan Garuda, tim selanjutnya yang bakal mereka lewati adalah lawan di final musim lalu, SM.
Sementara itu, di pool kedua, di atas kertas Pelita Jaya dan CLS akan melenggang ke semifinal. Stadium yang tidak mantap pada musim reguler sulit masuk hitungan. Namun, debutan playoff Bandung Utama bisa mengejutkan karena memiliki komposisi big man yang cukup solid.
''Modal kami hanya semangat. Masih banyak yang harus dibenahi jelang championship series, terutama dari segi fisik,'' kata Octaviarro Romely Tamtelahitu, head coach Bandung Utama. (mid/irr/c19/nur)
Story Provided by Jawa Pos