KAMPIUN REGULER: Satria Muda menjadi juara musim reguler IndiHome NBL Indonesia 2014-2015. SM menerima trofi dari commissioner NBL Indonesia Azrul Ananda dan Djatmiko (IndiHome). (Foto: Farid Fandi / Jawa Pos)
MEMASUKI kuarter keempat, semua orang yang menonton laga CLS Knights Surabaya melawan Satria Muda Britama Jakarta pasti sudah bisa memprediksi hasil akhirnya. Satria Muda sudah unggul 17 angka dan diperkirakan dengan mudah membabat CLS pada penutup Seri X IndiHome NBL Indonesia 2014-2015.
Pada akhir laga, SM memang menang. Namun, CLS menolak dibantai. SM hanya menang dua poin, 72-70, dalam laga di DBL Arena Surabaya semalam.
Bagi kedua tim, hasil menang atau kalah memang tidak memiliki pengaruh apa pun. Tetapi, ini menjadi catatan bahwa Mario Wuysang dkk begitu inferior di depan SM musim ini.
Tiga kali bermain, tiga kali pula CLS keok melawan Christian Ronaldo Sitepu dkk.
Catatan lainnya, CLS hanya butuh memungkasi perjuangan hebat dengan kemenangan. Dalam laga semalam, aksi CLS memang sangat dahsyat. Setelah tertinggal jauh, CLS tanpa beban pelan-pelan mengejar dan terus mendulang poin demi poin.
Salah satu puncaknya terjadi saat layup point guard Dimaz Muharri menipiskan ketertinggalan menjadi hanya empat poin, 67-71, saat game menyisakan 1 menit 40 detik.
Dalam posisi itu, CLS tampil lepas dan trengginas. Secara luar bisa, guard A.A. Ngurah Wisnu berhasil melakukan steal kepada pemain SM Avan Seputra.
Wisnu lantas mengirimkan passing kepada shooting guard Sandy Febiansyakh. Dengan akurat, Keceng -panggilan Sandy- menceploskan bola dan membuat CLS hanya tertinggal satu poin, 70-71, saat pertandingan menyisakan 46 detik.
Tembakan itu membuat DBL Arena yang awalnya ''tertidur'' menjadi ''pecah'' karena gemuruh fans Surabaya yang menyesaki gelangggang pertandingan.
Meski sudah mendapatkan momentum, CLS gagal memungkasinya untuk meraih kemenangan. Tiga kesempatan yang sangat baik dari Bima Riski Ardiansyah dan dua percobaan Wisnu gagal menghasilan poin penentu kemenangan.
Saat pertandingan kurang satu detik, SM mendapatkan dua free throw. Bintang gaek Rony Gunawan sukses mengeksekusi satu di antaranya dan menjadikan SM menang dua angka.
''Anak-anak terlihat tidak fokus, tidak seperti laga sebelumnya (melawan Aspac). Jika dilihat dari skillindividu, SM memang lebih baik daripada kami. Ini tanggung jawab saya,'' kata Kim Dong-won, pelatih CLS.
''Seharusnya kami bisa menang di detik akhir,'' imbuh pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Meski begitu, spirit hebat kemarin menjadi pemanasan yang baik jelang championship series. CLS berada satu pool dengan JNE BSC Bandung Utama, Pelita Jaya Energi-MP Jakarta, dan Hangtuah Sumsel IM dalam fotmat double elimination.
Head Coach SM Cokorda Raka Satrya Wibaya mengatakan, cedera engkel Arki Dikania Wisnu yang semalam tampil impresif (15 poin, 7 rebound, dan 7 assist) menjadi salah satu faktor yang membuat CLS mendekat.
''Ini bagus buat pemain-pemain muda kami untuk menghadapi situasi seperti ini. Tapi, harus diakui, CLS hari ini juga luar biasa,'' ujar Wiwin, panggilan akrabnya. (mid/irr/c17/nur)
Story Provided by Jawa Pos