LUAR BIASA: Pelatih Satya Wacana Efri Meidi (kiri) dan guard Yo Sua berpelukan merayakan kemenangan atas Stadium Kemarin. Mereka sekarang berada di posisi keenam klasmen sementara. (Foto: Farid Fandi / Jawa Pos)
SRITEX Arena, Solo, tampaknya, bersahabat dengan Satya Wacana ACA LBC Salatiga. Kemarin (27/2), lewat perjuangan luar biasa, mereka menaklukkan Stadium Jakarta 86-75. Itu adalah kemenangan kedua Satya Wacana dari total 18 pertemuan dengan Stadium selama berkompetisi di IndiHome NBL Indonesia.
Yo Sua dkk pun merebut dua kemenangan beruntun pada seri VI di Solo. Kemenangan tersebut juga menyamakan head-to-head dengan Stadium menjadi (1-1) setelah pada bentrokan sebelumnya di seri III di Malang kandas via overtime 85-87 (18/1).
Kemenangan itu penting, mengingat kedua tim saat ini saling sikut untuk memperebutkan tiketplayoff. Tak heran, para pemain Satya Wacana begitu larut dalam euforia setelah memenangi laga. Mereka kini berada di posisi keenam dengan 27 poin. ''Saya sudah bilang ke anak-anak bahwa menang adalah harga mati,'' ujar Efri Meldi, pelatih Satya Wacana, kepada Jawa Pos.
Keinginan tersebut cukup masuk akal. Apalagi, Satya Wacana kalah head-to-head oleh tim papan atas seperti Satria Muda Britama Jakarta, CLS Knights Surabaya, M88 Aspac Jakarta, serta Pelita Jaya Energi MP Jakarta.
''Karena itu, dalam game-game lawan Hangtuah (Sumsel IM), Stadium, dan Garuda (Kukar Bandung), paling tidak kami harus ambil satu,'' tambah Coach Meldi.
Kemenangan kemarin tidak didapat dengan mudah. Satya Wacana tertinggal 14 poin (8-22) di awal laga. Kemudian, mereka bangkit dan memenangi laga. Kunci kebangkitan Satya Wacana terletak pada zone defense yang disiplin. Defense itu memaksa pemain Stadium melakukan total 17 kaliturnover. Jumlah turnover lawan mampu dimanfaatkan Satya Wacana untuk mendulang 20 poin.(mid/rif/c19/ham)
Story Provided by Jawa Pos