ANAK MUDA: Rookie Hangtuah Suhandy dibayang-bayangi Dwi Haryoko dari CLS di GOR Bimasakti, Malang (16/1). (Foto: Farid Fandi / Jawa Pos)
HANGTUAH Sumsel IM di atas kertas adalahunderdog ketika bersua CLS Knights Surabaya pada Seri IV IndiHome NBL Indonesia 2014-2015 di GOR Bimasakti, Malang, Jumat (16/1). Ternyata, CLS mampu mereka bungkam 69-79.
Saat itu, kunci kemenangan Hangtuah berada di tangan guard senior Andrie Ekayana dan seorang pemain debutan, Suhandy. Tidak heran, Yayan -sapaan Ekayana- bermain gila-gilaan. Selain karena faktor pengalaman, CLS adalah mantan klubnya. Dia punya motivasi lebih.
Nah, Suhandy yang patut menjadi catatan. Dalam game itu, dia menjadi top scorer dengan 16 poin dan 8 rebound. Itu performa paling dahsyatnya selama seri III di Malang. Dia juga konsisten dan mencatat rata-rata efisiensi permainan 6,0 dari tiga kali tanding.
Karena itu, Suhandy sangat layak dipertimbangkan menjadi rookie terbaik musim ini. Setidaknya, dia saat ini mencatatkan diri sebagai pemain di urutan pertama Li Ning Rookie of the Series untuk seri III. Performanya berada di atas Kristian Liem (M88 Aspac Jakarta) dan Katon Adjie Baskoro (CLS).
Keunggulan pemain Pangkalan Brandan itu adalah tidak grogi meski bermain dengan atau melawan yang lebih senior. Dia juga punya nyali yang besar untuk melakukan penetrasi dan drive tajam ke jantung pertahanan lawan.
Biar begitu, Suhandy menolak puas dengan performanya tersebut. Sebab, kadang kala performanya masih naik turun. Contohnya, ketika tidak mencetak poin saat melawan Satria Muda Britama Jakarta (18/1). ''Secara umum, saya belum menemukan chemistry dan belum terlalu menyatu dengan tim. Tetapi, pada seri III kemarin, saya mendapatkan ritmenya. Sempat kaget dengan ketatnya liga profesional, saya tinggal menambah jam terbang,'' tambahnya. (rif/mid/c17/ham)
Story Provided by Jawa Pos