ANDRIE Ekayana datang ke seri III di Malang dalam kondisi fisik kurang fit. Namun, bertanding di kota kelahirannya membuat shooting guard Hangtuah Sumsel IM tersebut tampil cemerlang.

Dia memang hanya diturunkan selama 20 menit di lapangan. Itu cukup buat Yayan -sapaan Andrie Ekayana- mencetak 24 poin dan membawa timnya menang atas Stadium Jakarta dengan skor 63-61 di GOR Bimasakti, Malang, kemarin.

Selama tujuh game musim ini, mantan pemain CLS Knights Surabaya itu selalu bermain konsisten dengan mencetak 20 poin atau lebih. Raihan 24 poin kemarin juga menyamai rekor poin tertingginya, yakni ketika melawan JNE BSC Bandung Utama pada Seri II Bandung 12 Desember 2014.

''Sebenarnya hari ini (kemarin, Red) kondisi kurang baik. Apalagi setelah sehabis training center dari pelatnas. Saya sempat absen tidak berlatih seminggu karena kurang fit dan baru bergabung berlatih Jumat (9/1),'' ujar Yayan setelah laga kemarin. ''Makanya saya bilang ke pelatih, kalau dikasih minute play minim, tidak masalah,'' tambahnya.

Meski hanya 20 menit, tetapi efektif. Buktinya, pemain 33 tahun tersebut mencatat persentase field goal 76 persen (10-13). Persentase tembakan tiga angkanya sempurna, tiga tembakan dan tiga kali masuk.

Bermain di kampung halaman dengan dukungan publik dan disaksikan sang anak, Aldan Pangestu Ekayana, 5, menyuntikkan motivasi buatnya. ''Sebenarnya dia nggak terlalu suka basket. Kalau nonton basket, pasti selalu rewel dan sibuk sendiri. Tetapi, baru pertama kali ini katanya benar-benar memperhatikan,'' kata Yayan.

Performa impresif Yayan juga dipuji asisten pelatih Hangtuah Koko Heru S. Nugroho. Menurut dia, pengalaman dan jam terbang Yayan sangat berguna ketika timnya buntu.

''Ya, seperti itu gaya mainnya Yayan. Harus diakui, dia memang sering menjadi jalan keluar saat buntu. Begitu jalan keluarnya ditarik, ya buntu lagi kita,'' ujarnya, lantas tertawa (mid/rif/ham)

Story Provided by Jawa Pos